Jumat, 15 April 2016

NEW PAPER Cerbung Mba Lia Raffiah
Part 1
"Sekarang kita bakal tinggal disini, ayo masuk" ucap Reinka kepada orang yang sedari tadi mengikutinya seraya membuka pintu rumah yang mulai saat ini akan mereka tempati tidak besar memang namun sangat jika hanya untuk kedua orang itu ditambah dengan halaman yang cukup luas untuk nantinya ditanami berbagai jenis bunga.
"Ya ga sebesar yang Jakarta, tapi ini cukup nyaman kok, kamu ga masalah kan?" Tanya Reinka
Yang sedari tadi di ajakin bicara hanya diam dia tak merespon satu pun perkataan Reinka bahkan sejak saat mereka masih di Jakarta. Sekarang dia hanya diam dan terus mengikuti kemana Reika melangkah.
"Ini kamar kamu Ta, kamar aku tepat disebelah kamar kamu jadi kalau butuh sesuatu kamu panggil aku aja ya? Sekarang kamu bisa istirahat" Reinka menepuk pelan pundak Gadis itu kemudian meninggalkan gadis itu menuju dapur.
Gadis itu hanya diam menatap kamar yang telah disiapkan Reinka untuknya kamar ini sangat berbeda dengan kamarnya saat masih tinggal bersama orang tuanya ataupun kamar yang dulu disediakan Reinka dirumah yang lama di Jakarta. Tapi itu yang dia mau berbeda dari sebelumnya agar tak mengingatknya tentang semua hal yang tak mau dia ingat untuk sekarang dan selamanya.
***
"Maaf tapi aku ga bisa Sat, ini udah keputusan akhir aku dan kita udah ngebicarain ini jauh-jauh hari"
"......."
"Dia memang bukan siapa-siapa aku, tapi aku peduli sama dia dan aku sama sekali ga merasa terbebani dengan semua hal yang kamu katakan"
"......."
"Shut up Satrya..... aku mau nyiapin makan malam by" Reinka menghembuskan nafasnya gusar
Sementara itu sedari tadi Nagita orang yang menjadi topik pembicaraan Reinka dan Satrya berdiri tepat dibelakang Reinka. Dia mendengarkan semuanya dan membuat perasaan bersalah langsung menyeruak di benak nya
"Mbak Rei" ucapnya pelan
Sontak Reinka langsung mengembalikkan badannya menatap Nagita dengan lebut persis deperti tatapan yang dulu selalu diberikan mamanya dan itu membuat Nagita terenyuh.
"Eh kamu udah keluar Ta, ayo duduk biar aku siapin makanannya dulu" ucap Reinka seraya bangkit dari duduknya hendak ke dapur yang hanya dibatasi oleh meja bar.
Bukannya duduk Nagita terus mengikuti Reinka dan ikut membantu Reika menghidangkan makan malam untuk mereka berdua dan itu membuat Reika tersenyum sebuah kemajuan yang ditunjukkan Nagita.
Setelah selesai mereka pun mulai menyantap masakan yang dimasak oleh Reika dalam diam hingga makanan mereka selesai barulah Nagita membuka suaranya.
"Mbak Rei, makasih ya" ucap nya pelan
Reinka menatap Gigi bingung "buat??"
"Buat semuanya, buat semua kebaikkan yang mbak kasih buat aku, maaf juga maaf karna aku selalu ngerepotin dan nyusain mbak selama ini. Maaf karna aku yang selama ini hanya bisa diam tanpa melakukan apapun, maaf karna aku mbak pindah kesini, maaf...." Nagita tak mampu lagi melanjutkan kata-kata nya dan mulai menangis
"Syuuuut kamu ga perlu minta maaf" ucap Reinka seraya memeluk Nagita yang masih menangis.
Reika tersenyum sambil memeluk Nagita ini suatu kemajuan yang cukup besar yang dilakukan Nagita dan Reinka begitu mensyukurinya. Sebab sejak lebih dari tiga bulan mengenal dan memberikan tempat tinggal untuk Nagita ini lah pertama kalinya Nagita berbicara sepanjang ini dengan Reika ini lah pertama kalinya Nagita merespon Reinka dan itu membuat Reika begitu senang.
"Udah kamu jangan nangis lagi ok?" Ucap Reika seraya melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Nagita
***
"Raffiiii jemput gue SE.KA.RANG"
Sontak Raffi langsung menjauhkan ponsel itu dari telinganya lalu tak lama kemudian kembali mendekatnya
"Sarap lo ya? Sakit nih kuping gue! Suara lo cempreng aja pake teriak-teriak!"
"Raffi curuuut cepat jemput gue! Kalo gue kenapa-kenapa gimana?"
"Ya ampun Firra lo nyusahin gue banget siiih, Gue masih dikantor Firra sayang jadi lebih baik lo pulang sendiri sanah"
"Raffiii ini udah jam 10 malam! Gue ga berani pulang sendirian jemput gue cepetan lagian lo ngapain sih dikantor jam segini? Gue tau lo ga tugas malam ini! Ayo buaruan jemput gueee"
Raffi mengusap wajahnya dengan kasar memang susah jika berurusan dengan makhluk satu ini niat awalnya Raffi memang tak ingin pulang kerumah tapi sekarang sepertinya dia harus menjemput Firra dan pulang. Raffi menyambar jaket nya dan memakainya degan cepat lalu keluar dari ruangannya yang ditatap dengan tatapan heran oleh para bawahannya.
Tak sampai 20 menit Raffi sudah berada di depan rumah sakit tempat Firra bekerja, begitu menghentikan laju mobilnya Raffi langsung menghubungi Firra
"Gue udah didepan, keluar cepat!" hanya itu yang di ucapkannya kemudian langsung mematikan sambungan telfonnya bahkan Firra belum berkata sata kata pun.
Tak berapa lama Firra pun keluar dengan jas putih yang dilampirkannya di lengan kirinya sementara dilengan kanannya memawa tas dan kakinya hanya beralaskan sandal jepit bewarna Hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih
"Lama!" Ucap Firra begitu masuk kedalam mobil yang dibalas dengusan oleh Raffi
"Penampilan lo kaya gembel Fir"
"Bodo! Lo kadang lebih mengenaskan dari gue asal lo tau!"
Lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka dalam diam tak ada yang bicara dan yang terdengan hanyalah alunan musik dari radio mobil.
Butuh waktu hampir satu jam untuk bisa sampai kerumah mereka dan itu sungguh melelahkan itulah kenapa Raffi malas pulang kerumah jarak dari kantor dan rumanya memakan waktu satu sengah jam. Raffi menoleh ke arah Firra yang sudah terlelap sedari tadi tanpa niat membangunkan Firra. Raffi turun kemudian memutari mobilnya dan menggendong Firra hingga kedalam kamar.
****
"Ta mbak berangkat dulu ya, kalo kamu butuh sesuatu kamu bisa telfon aku, tempat kerja ku ga jauh kok dari sini, kalo kamu bosen pengen keluar juga gapapa asal jangan jauh-jauh kamu bisa pakai uang aku yang di bufet dekat tv, kalo kamu laper semua bahan masakan ada di kulkas kamu bisa masakkan?" Ucap Reinka sambil menyiampan barang-barang yang akan dibawanya kerja
Nagita hanya tersenyum melihat tingkah Reika yang begitu memperhatikannya yang notabennya bukan siapa-siapanya bahkan dia masih perhatian meskipun selama ini Nagita terus mengabaikannya dan sibuk menangisi nasibnya sendiri.
"Ia mbak, mbak ga usah berlebihan gitu aku bakal baik-baik aja kok" ucap Nagita
"Hmm oke kalau gitu aku pergi dulu ya. Mungkin nanti sekitar jam 5 aku bakal pulang ok? By Ta" ucapnya laku berlalu meninggalkan Nagita yang masih berdiri didepan pintu.
Setelah Reinka hilang dari pandangannya Nagita masuk kedalam rumah kemudian segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih nyaman untuknya mulai bekerja..... bekerja dengan halaman didepan rumah mereka ya kemarin satu hari setelah Nagita mulai membuka dirinya mereka berbelanja ke pasar membeli kebutuhan mereka untuk seminggu kedepan dan juga membeli berbagai jenis bibit bunga yang kini ingin Nagita tanamin.
Gigi keluar dengan menggunakan baju yang sedikit kebesaran dipadukan dengan celana jeans diatas lutut milik Reinka, rambutnya dicepol asal yang penting tidak mengenai lehernya. Ditangannya Nagita membawa sekop kecil dan mulai menanami bibit-bibit itu dengan telaten. Sudah lama dia tidak melakukan aktifitas seperti ini akh dalam waktu lebih dari tiga bulan ini tidak hanya menanam bunga saja yang pernah dilakukannya namun semua hal tidak pernah dilakukannya selama tiga bulan ini hanya dilakukannyanya hanya berdiam diri, mengurung dirinya sendiri didalm kamar, menangisi kehidupannya hampir setiap malam bahkan untuk makan dan membersihkan dirinya sendiri saja Reinka harus berusaha keras belum lagi dia yang tiba-tiba mengamuk dan membuat Reinka kelabakkan tapi mulai malam itu Nagita bertekad untuk melupakan masa lalunya yang begitu menyakitkan dia akan melupakan semuanya dan memulainya dari awal, dia tak ingin lagi menyusahkan Reinka terus menerus. Reika sudah terlaku baik padanya selama ini sekarang sudah waktunya Nagita membalas semua kebaikan yang diberikan oleh Reinka.
Kini halaman yang tadinya hanya dipenuhi oleh rumput-rumput yang tak beraturan kini telah berubah dengan dipenuhi berbagai pot-pot bunga yang lucu-lucu karna Nagita juga menggambar pot-pot itu dengan karakter-karakter cartoon yang lucu-lucu walaupun bunga-bunganya belum terlihat itu membuat Nagita tersenyum senang.
***
Berbanding terbalik dengan Nagita yang terlihat begitu senang di Kantornya Raffi berkali-kali menghembuskan nafas frustasi ini sudah kesekian kali nya dia gagal menangkap komplotan yang sudah satu tahun belakangan ini menjadi incaran tim yang dipimpinnya.
"Kita harus merencanakan semua nya dengan lebih baik, semua harus terencana jangan sampai kesalahan ini terulang untuk kesekian kalinya dan saya juga berharap untuk kedepannya tak ada korban lagi"
"Siap kapten" sahut yang lainnya lalu satu persatu dari mereka keluar dari ruangn Raffi.
Kapten? Ya Raffi adalah seorang Ajun Komisaris Polisi (ini fiktif ya!) Raffi dikenal sebagai orang yang tegas dan begitu beribawa dihadapan para bawahnnya dan itu juga membuatnya begitu disegani banyak orang. Dia juga dikenal tak banyak bicara namun semua kepribadiannya itu akan berbanding terbalik jika berhadapan dengan Firra orang yang paling disayanginya didunia ini bahkan dia rela melakukan apapun demi Firra apapun termasuk jadi supir untuk Firra.
****
Dua bulan lebih telah berlalu Nagita mulai nyaman tinggal disini dan dia juga sudah bisa berinteraksi dengan baik dengan irang-orang sekitarnya bahkan sekarang Nagita sudah bekerja sebagai Guru di taman kanak-kanak yang berjarak sekitar 30 menit dari rumahnya. Aktifitas barunya itu mampu membuatnya lupa dengan segala rasa sakitnya dimasa lalu dia benar-benar membangun kehidupannya dengan baik disini. Hari ini Gigi dan serta para Guru lainnya tebgah sibuk mengawasi para murid yang melakukan kunjungan ke Kantor Polisi yang yang tak jauh dari dari taman kanak-kanak itu. Para anak-anak didik itu yang terlihat begitu antusias dan bersemangat berlari kesana sini dengan menggunakan seragam polisi yang terlihat lucu ditubuh mereka yang kecil atau ditubuh mereka yang Gembil. Jangan heran melihat anak-anak itu berpakaian polisi karna Gigi mengajar di TK KEMALA BAYANGKHARI (tau lah ya tk yang satu ini hampir ada disemua daerah di Indonesia yang salah satu seragam sekolahnya baju polisi gitu)
"Rizky ayo nanti kamu di tinggal sama yang lain" Nagita berusaha mengejar salah satu anak didiknya yang terus saja berlarian. Mereka memang berposah dari yang lain karena Rizky yang tadi ingin buang air namun setelah selesai Rizky malah berlari-lari jadilah sekarang Nagita yang kesusahan mengejar Rizky yang tak mau berhenti berlari
"Rizky udah ya, nanti kita main lagi sekarang kita balik ya teman-temanbyang lain udah nungguin Kyy" bujuk Nagita lagi
"Kita kesana dulu buuu" teriak Rizky kepalanya memutar menoleh ke Nagita namun dia tetap saja berlari hingga bruughh
"Aduuuuuh" keluh Rizky yang terjatuh karna menabrak seseorang
"Astaga kamu gapapa?" Tanya orang yang ditabrak Rizky itu seraya mensejajarkan tubuhnya dengan Rizky
"Ya ampun, kan udah ibu bilang jangan lari-lari! Sini mana yang sakit?" Tanya Gigi panik
"bokong aku sakit, bapak ini kakinya keras banget Iky jadi jatuh" ucap Rizky sambil melihat orang yang ditabraknya sedangkan yang ditabrak hanya menyeritkan keningnya bingung kenapa jadi kakinya yang disalahkan
"Bapak polisi ya? Apa semua polisi kakinya keras? Dan apa semua polisi badannya tinggi? Kalau tinggi Rizky segini bisa ga jadi polisi? Kalau jadi polisi itu enak ga sih pak?" Tanya Rizky beruntun membuat orang yang ditanyai tambah menyeritkan keningnya lalu menatap kearah Nagita yang juga menyeritkan keningnya.
"Hmm ia saya polisi, polisi memang harus tinggi, dan kalau Rizky mau jadi polisi bisa kok tapibnanti kalau sudah besar ok?" Ucap orang itu sambil membantu Rizky berdiri dia sengaja tak menjawab pertanyaan tentang kaki polisi yang keras karna dia sendiri juga bingung ingin menjawab apa
"hmm berarti bu Nagita ga bisa ya pak? Bu Nagita kan pendek cuma seketeknya Bapak" ucap Rizky polos yang sontak membuat Nagita memberi plototan ke Rizky dan suara tertahan oleh polisi muda itu.
"Ya sudah kamu jangan lari-lari lagi kasian ibu Gurunya ngejar kamu"
"Rizky sekarang minta maaf ke pak mm Raffi" Nagita melihat nametag yang tertera di Saragam polisi itu "kamu tadi udah nabrak Bapak ini" lanjut Nagita
"Maaf ya pak, tadi Iky ga sengaja maaf ya?"
"Gapapa kok, sekarang kamu ikut sama ibu Gurunya ya jangan nakal ok? Saya permisi dulu" ucap Raffi seraya mengacak-acak Rambut Rizky dengan gemas
"Maaf merepotkan" ucap Gigi
Raffi hanya mengangguk sopan lalu berlalu meninggalkan Nagita dan Rizky
"Ayo Rizky kita kembali ke teman-teman yang lain" ajak Nagita sambil menggenggam tangan Rizky agar tak lari lagi
"Bapak polisi yang tadi ganteng ya bu wangi lagi nanti kalau sudah besar Iky mau kaya bapak yang tadi siapa tadi namanya bu?"
"Pak Raffi"
"Akh ia pak Raffi. Terus nanti Iky mau nembakin semua penjahat yang ada biar ga ada lagi penjahat di sini keren kan bu?"
Nagita hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum sambil yerus menggandeng anak didiknya itu.
***
"Gimana tadi Ta ? Seru ga dikantor polisinya?" Tanya Reinka saat mereka sedang makan malam bersama
"Seru banget mbak, aku baru kali ini ke kantor polisi seru banget ternyata tadi liat polisinya ngajarin anak-anak baris-baris bebaris itu keren banget keliatannya beda kalo liat anak sekolahan yang barisnya berantakan hehe" cerita Nagita antusias
"Wah pasti ada polisi-polisi gantengnya ya Gi yang mukanya pada berkeliaran dibInstagram gitu"
"Haha ya ada sih mbak beberapa tapi aku nya sih ga gitu merhatiin banget sibuk merhatiin anak-anak yang pecicilannya luar biasa"
"Wah sayang ya Ta, ga ada kenalan gitu sama polisi disana gitu ta? Dari sekian banyak polisi ganteng disana ga ada yang kamu ajak kenalan gitu?"
"Hmm ada sih tapi kaynya itu bukan kenalan deh" Nagita pun menceritakan pertemuannya dengan Raffi tadi siang dengan detail
"Wah murid kamu yang satu itu bener-bener ya ta? Tapi emangnya seganteng apa sih?"
"Ya ganteng gitu deh, bingung juga mendeskripsikannya"
"Hmm Ta namanya Raffi apa? Kali aja dianya main Instagram" ucap Reinka seranya mengeluarkan ponselnya
"Yach nametag nya cuma R A F F I doang mbak, kalo mbak searc paling yang keluar mukanya Raffi Ahmad semua"
"Hahaha ia ju yaa"
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar